Kontribusi Pengrajin Sepatu dan Sandal Mojokerto dalam Mencapai SDGs Nomor 1-4 (Pengentasan Kemiskinan, Ketahanan Pangan, Kesehatan dan Kesejahteraan, Pendidikan Berkualitas)
Mojokerto, kota yang kaya akan sejarah dan budaya, juga dikenal sebagai salah satu sentra industri sepatu dan sandal di Jawa Timur. Sektor pengrajin sepatu dan sandal ini telah menjadi bagian integral dari perekonomian lokal, memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Namun, di tengah dinamika global yang semakin kompleks, sektor ini juga dihadapkan pada berbagai tantangan dan peluang baru. Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, penting untuk mengevaluasi kontribusi sektor pengrajin sepatu dan sandal Mojokerto dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa..
SDGs merupakan agenda global yang bertujuan untuk mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan melindungi lingkungan pada tahun 2030. Tujuan-tujuan ini sangat relevan dengan kondisi masyarakat di Mojokerto, termasuk para pengrajin sepatu dan sandal. SDGs nomor 1 hingga 4, yakni tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, kesehatan dan kesejahteraan, serta pendidikan berkualitas, menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan sektor pengrajin sepatu dan sandal memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam pencapaian tujuan-tujuan tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sektor pengrajin sepatu dan sandal di Mojokerto memiliki potensi yang sangat besar untuk berkontribusi dalam pencapaian SDGs. Sebagai sektor yang berbasis komunitas, industri ini dapat menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi lokal. Selain itu, dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan menerapkan teknologi yang tepat, sektor ini dapat menciptakan produk-produk yang bernilai tambah tinggi dan ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan upaya untuk mencapai tujuan-tujuan SDGs yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Meskipun memiliki potensi yang besar, sektor pengrajin sepatu dan sandal Mojokerto juga menghadapi berbagai tantangan. Beberapa di antaranya adalah persaingan yang semakin ketat dari produk impor, terbatasnya akses terhadap teknologi modern, kurangnya inovasi dalam desain produk, serta kesulitan dalam menembus pasar yang lebih luas. Selain itu, perubahan iklim dan ketersediaan bahan baku juga menjadi tantangan yang perlu diatasi.
Kunjungan mahasiswa ini merupakan bentuk implementasi dari mata kuliah Keentrepreneuran dan Model Bisnis Inovatif dengan dosen pengampu Prof. F. DANARDANA MURWANI dan Dr. LUDI WISHNU WARDANA dan bertujuan untuk memperoleh informasi tentang peranan pengrajin sepatu dan sandal di Mojokerto dalam mewujudkan SDGs nomor 1-4 (Pengentasan Kemiskinan, Ketahanan Pangan, Kesehatan dan Kesejahteraan, Pendidikan Berkualitas). Secara spesifik, kunjungan mahasiswa kali ini akan mengobservasi bagaimana aktivitas produksi sepatu dan sandal dapat berkontribusi dalam meningkatkan pendapatan masyarakat, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan kualitas hidup yang mendukung pengembangan usaha pengrajin sepatu dan sandal yang berkelanjutan.
Berikut kontribusi pengrajin sepatu dan sandal Mojokerto dalam mencapai SDGs nomor 1 – 4 (Pengentasan Kemiskinan, Ketahanan Pangan, Kesehatan dan Kesejahteraan, Pendidikan Berkualitas):
Pengentasan Kemiskinan (SDGs 1)
Hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa sektor pengrajin sepatu dan sandal Mojokerto memberikan kontribusi signifikan dalam pengentasan kemiskinan. Sektor ini menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal, terutama bagi mereka yang memiliki keterampilan terbatas. Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan produksi sepatu dan sandal membantu meningkatkan taraf hidup pengrajin dan keluarga mereka. Selain itu, terbentuknya koperasi pengrajin juga memperkuat posisi tawar mereka dalam negosiasi harga dan akses terhadap pasar, sehingga meningkatkan pendapatan secara kolektif.
Ketahanan Pangan (SDGs 2)
Meskipun secara langsung tidak terkait dengan produksi pangan, sektor pengrajin sepatu dan sandal Mojokerto memberikan kontribusi tidak langsung terhadap ketahanan pangan. Peningkatan pendapatan dari sektor ini memungkinkan masyarakat untuk membeli makanan yang lebih beragam dan bergizi. Selain itu, beberapa pengrajin juga memanfaatkan lahan kosong di sekitar rumah untuk bercocok tanam sebagai sumber tambahan pangan. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pengrajin dapat berkontribusi pada peningkatan ketahanan pangan rumah tangga.
Kesehatan dan Kesejahteraan (SDGs 3)
Lingkungan kerja di sebagian besar usaha pengrajin sepatu dan sandal masih belum memenuhi standar kesehatan dan keselamatan kerja. Namun, beberapa kelompok pengrajin telah melakukan upaya untuk meningkatkan kondisi kerja, seperti menyediakan ventilasi yang baik dan menggunakan alat pelindung diri. Selain itu, peningkatan pendapatan dari sektor ini juga memungkinkan pengrajin untuk mengakses layanan kesehatan yang lebih baik.
Pendidikan Berkualitas (SDGs 4)
Sektor pengrajin sepatu dan sandal juga berperan dalam mendukung pencapaian pendidikan berkualitas. Banyak pengrajin yang menyadari pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka. Beberapa kelompok pengrajin bahkan memberikan beasiswa kepada anak-anak anggota untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, beberapa program pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat juga turut meningkatkan keterampilan para pengrajin.
Meskipun telah memberikan kontribusi yang signifikan, sektor pengrajin sepatu dan sandal Mojokerto masih menghadapi berbagai tantangan, seperti persaingan global, perubahan tren mode, dan keterbatasan akses terhadap teknologi. Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat. Beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan antara lain: memberikan dukungan permodalan kepada UMKM, meningkatkan kualitas desain produk, mengembangkan pasar ekspor, dan memperkuat kerjasama antar pelaku usaha.