Publikasi media sosial: an. Agus Hermawan, dkk
Perguruan tinggi memiliki peran krusial dalam membekali mahasiswa dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjadi wirausahawan. Melalui berbagai program dan kebijakan, pemerintah Indonesia telah berupaya mendorong pengembangan kompetensi kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa keberhasilan upaya ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kualitas pengajaran, dukungan digitalisasi, dan ketersediaan sumber daya. Hal tersebut telah melatar belakangi penelitian yang dilakukan secara bersama oleh Agus Hermawan, Mohammad,Arief, Rachmad Hidayat dan Muhammad Faizal A. Gani, dimana 3 peneliti pertama dari FEB UM, dan peneliti terakhir dari Universitas Malaya – Malaysia. Penelitian yang didanai Universitas Negeri Malang ini menghasilkan rangkuman hasil sebagai berikut.
Menumbuhkan semangat kewirausahaan di kalangan mahasiswa merupakan tantangan yang kompleks. Meskipun pemerintah dan perguruan tinggi telah melakukan berbagai upaya, masih terdapat kendala yang perlu diatasi, seperti kurangnya kesesuaian antara kurikulum dengan kebutuhan industri dan terbatasnya akses mahasiswa terhadap sumber daya digital. Namun, penelitian terbaru memberikan harapan bahwa dengan pendekatan yang tepat, pendidikan kewirausahaan dapat menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi dan inovasi di Indonesia.
Studi ini mengeksplorasi hubungan antara pendidikan kewirausahaan dan pengembangan kompetensi, menyoroti bagaimana hasil bervariasi berdasarkan faktor-faktor seperti literasi digital, dukungan digitalisasi pemerintah, dan proses pendidikan pembelajaran. Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengambilan sampel acak di lingkungan universitas Indonesia, menggunakan SEM Amos (gambar 1) untuk analisis. Analisis faktor eksploratori dan konfirmatori memastikan pengamatan yang memadai per variabel. Sampel terdiri dari 520 mahasiswa tahun kedua dari lima belas universitas di Jawa Timur, diambil dari populasi 1,132,698 mahasiswa yang akhirnya hanya diambil mereka yang sudah semester empat (gambar 2 dan 3). Temuan ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan kewirausahaan dan digitalisasi dalam meningkatkan kompetensi kewirausahaan, dengan kognisi dan keterampilan kewirausahaan sebagai mediator utama
Gambar 1. Hyphothesis test
Penelitian ini memperkuat teori kewirausahaan berbasis kognitif, menekankan pentingnya fleksibilitas kognitif, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi. Penelitian ini menganjurkan integrasi digitalisasi dalam pendidikan kewirausahaan. Para pendidik didorong untuk menerapkan pendekatan pembelajaran berdasarkan pengalaman, sementara para pembuat kebijakan harus menyesuaikan strategi digitalisasi agar sesuai dengan kebutuhan lokal. Temuan ini dapat memandu kebijakan universitas dalam mengembangkan kurikulum yang memenuhi persyaratan industri, yang mendorong keterampilan kewirausahaan kognitif dan ketrampilan..
Pada kesimpulannya penelitian ini menemukan bahwa kemampuan berpikir kreatif, adaptif, dan keterampilan praktis sangat penting dalam mengembangkan kompetensi kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan yang baik harus mampu menumbuhkan kemampuan-kemampuan ini. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa digitalisasi dapat menjadi alat yang efektif untuk mendukung pembelajaran kewirausahaan. Penelitian ini juga berupaya memberikan sejumlah rekomendasi penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan kewirausahaan. Para pendidik perlu mengadopsi metode pengajaran yang lebih interaktif dan berbasis pengalaman. Pemerintah perlu membuat kebijakan yang mendukung digitalisasi pendidikan kewirausahaan. Universitas dan sekolah bisnis juga perlu menyesuaikan kurikulum mereka agar lebih relevan dengan kebutuhan industri.
Pendalaman athmosphere KWU1